Saturday, March 10, 2007

Bagaimana kau akan mengakhiri napas kehidupanmu

oleh : Purwanoto, dikutip dari sebuah media ; majalah islam *)

Kita memiliki gedung-gedung yang tinggi, tetapi semakin rendah ketahanan kita akan amanah.
Kita membangun banyak jalan-jalan besar, tetapi wawasan kita semakin sempit.
Kita banyak menghabiskan uang, tetai semakin sedikit apa yang kita punya.
Banyak membeli tetapi makin sedikit yang bisa kita nikmati.
Rumah-rumah kita bertambah besar, akan tetapi keluarga kita semakin kecil.
Rumah-rumah yang semakin nyaman, tapi makin sedikit waktu yang kita miliki untuk menikmatinya.
Rumah-rumah yang semakin elok, tetapi keluarga yang berantakan.
Inilah masa pendapatan yang berganda, tetapi perceraian bertambah.
Kita memiliki semakin banyak gelar, tetapi semakin sempit akal.
Semakin banyak pengetahuan, tapi semakin sempit penilaian pada yang baik dan buruk.
Semakin banyak ahli, akan tetapi semakin banyak pula masalah.
Semakin banyak ditemukan obat, tetapi semakin berkurang kesehatan.
Kita terlalu banyak merokok, ceroboh, terlalu jarang tertawa, mengemudi terlalu cepat, semakin kerap marah, susah tidur, bangun dalam keadaan yang terlalu penat, terlalu sedikit membaca, terlalu banyak menonton televisi dan sangat jarang berdo'a.
Kita telah melipatgandakan keinginan, akan tetapi mengurangi nilai-nilai diri kita.
Terlalu banyak bicara dan kurang mendengar
Terlalu sedikit mencinta, terlalu banyak membenci
Kita telah belajar bagaimana mencari nafkah, tapi tidak mencari hidup
Kita telah mampu menambahkan tahun-tahun dalam kehidupan kita, tapi gagal membawa kehidupan dalam tahun-tahun hidup kita.
Kita telah melakukan hal-hal yang lebih besar, tetapi gagal melakukan hal-hal yang lebih baik.
Kita telah membershihkan udara, tetapi jiwa kita penuh polusi
Kita telah menaklukkan atom, akan tetapi tidak mamapu menaklukkan prasangka buruk.
Kita banyak menulis, tetapi sedikit belajar
Kita banyak berencarana, tetapi sedikit menggapai
Kita belajar untuk mengejar, tetapi tidak belajar menunggu
Inilah zamannya makanan yang cepat saji dan pencernaan yang lambat.
Manusia-manusia lebih besar fisiknya, tetapi kerdil karakternya.
Inilah kalanya perjalanan yang semakin singkat, pakaian sekali pakai, moralitas yang terbuang, kelebihan berat badan, dan pil-pil yang dapat melakukan segalanya ; membuat gembira, menenangkan dan sekaligus Membunuh !
Inilah waktunya ketika banyak hal-hal yang dipamerkan dan semakin sedikit yang disimpan.
Ingatlah sesungguhnya hidup tidak diukur dengan berapa banyak hembusan napas yang kita ambil.
Tetapi hidup diukur dengan saat-saat terakhir hembusan napas kita.
Semoga hari-hari yang telah berlalu menjadi pelajaran, pengalaman dan introspeksi bagi kita, dan semoga Esok yang sesungguhnya menjadi lebih baik.

*) penulis pernah membacanya kemudian lupa nama majalah tersebut.

No comments: